Thursday, May 28, 2020

Melihat ke Cakrawala


Langit malam adalah salah satu pemandangan indah. Bintang yang jumlahnya tak terhingga bersinar dalam lembutnya kegelapan. Planet yang terus berotasi dan berputar mengelilingi matahari sebagaimana telah diatur oleh Sang pencipta. Komet berekor panjang datang dan pergi. Semua itu dipelajari dalam astronomi. Astronomi adalah ilmu yang mempelajari ruang angkasa dan merupakan salah satu ilmu pengetahuan tertua.

Manusia sudah mengamati bintang selama jutaan tahun. Namun, manusia baru serius mempelajarinya sekitar 5000 tahun yang lalu. Peradaban Timur Tengah kuno meninggalkan catatan pengamatan mereka, bangsa babilonia adalah pengamat yang cakap, demikian pula dengan bangsa Mesir yang menyusun piramida dengan pedoman konstelasi atau pola bintang tertentu.

Di Inggris, sekitar tahun 2800 SM, dibangun Stonehenge, mungkin untuk tempat pengamatan. Batu sengaja dijejer untuk melihat posisi matahari dan bulan pada musim yang berbeda. Ahli Astronomi Cina kuno dan Bangsa Maya juga meninggalkan catatan pengamatan mereka yang sangat akurat.



Dengan mata telanjang, banyak yang bisa kita lihat di langit malam. Namun akan lebih banyak lagi yang kita lihat jika memakai teropong atau teleskop. Dengan mata telanjang, bulan kelihatan kecil dan hanya sedikit yang bisa dilihat, tapi dengan teropong atau teleskop semuanya tampak lebih besar. Kita bisa melihat kawah di permukaan bulan.



Tahukah kalian, siapakah orang yang menemukan teleskop pertama kalinya?

Hans Lippershey, seorang pembuat lensa Belanda, membuat teleskop yang pertama tahun 1608. Ia  telah mengajukan hak paten atas temuannya akan tetapi ditolak. Namun, Galileo (seorang astronom, filsuf, dan fisikawan berkebangsaan Italia) adalah yang pertama kali menggunakan teleskop buatannya untuk mempelajari langit malam. Pengamatan pertamanya dilakukan pada musim dingin tahun 1609 dan tahun 1610. Pengamatan menggunakan teleskopnya ini, membuat semakin kuatnya teori heliosentris, yaitu seluruh planet di tata surya mengelilingi matahari. Hal itu bertentangan dengan kepercayaan gereja sehingga menimbulkan kontroversi, kepercayaan gereja pada saat itu menyatakan bahwa semua benda langit mengelilingi bumi.
Atas dasar penemuan tersebut, Galileo mendapatkan penghargaan karena ia telah mengungkapkan dengan detail  hasil-hasil penemuan teleskop lewat tulisannya, walaupun ia sendiri tidak mengakui bahwa ia adalah orang yang pertama kali menciptakan teleskop.


Apabila kita melihat ke langit pada malam hari, kita mungkin pernah berpikir dan membayangkan bahwa kita hanyalah sebuah bintik kecil diantara benda-benda alam semesta ini. Betapa banyak sekali yang manusia tidak ketahui tentang jagad raya yang terus bekerja sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh-Nya. Ketidaktahuan itulah yang membuat kita harus terus terpacu untuk terus belajar dan mengakui bahwa pengetahuan kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Sang Pencipta yang memiliki sifat Maha Mengetahui. Akan tetapi secara tidak sadar kita terkadang jatuh terperosok menuju sifat kesombongan (merasa bahwa kita itu lebih hebat dan lebih pintar) yang tidak layak dimiliki oleh makhluk.

Sumber Referensi:

No comments:

Post a Comment